Bisa menghafal Al Quran adalah karunia dari Allah ta’ala kepada orang-orang tertentu, tidak semua mampu. Hal ini juga berbanding lurus dengan kekhususan yang Allah berikan kepada penghafal Qur’an, baik di dunia maupun di akhirat.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al Quran) dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir: 29).
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan, siapapun bisa menjadi penghafal Al Quran, asal mau, asal menyediakan waktu, in syaa Allah akan mampu. Namun menghafal Al-quran tidak sekedar kita baca lantas ketika sudah beranjak dari halaqoh hafalan kita setorkan hilang begitu saja. Ketika kita menghafal al-quran, kita harus menjaga hafalan yang telah kita setorkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nah, berikut merupakan kiat-kiat menjaga hafalan dari santri Baitul Quran Yogyakarta agar hafalan yang kita setorkan bisa terus menempel di kepala kita.
- Murojaah dengan partner
- Ikhlas
- Memperbnyak tilawah (min setengah juz)
- Memilih waktu yang tepat untuk murojaah
- Melawan futur/rasa malas
Cara melawan futur/rasa malas:
- Menenangkan diri
- Cari penyebab rasa malas
- Kembalikan niat
“Ngafalin quran itu kayak kita belajar, pasti ada sukanya di bagian mana? kalo kita suka akan ngejalanin dengan senang hati.” Ujar Qoyyum.
Jadi, semua itu kembali lagi ke niat kita. Kalau kita serius dan sungguh-sungguh dalam memurojaah alquran insyaallah menjaga alquran agar selalu melekat di kepala kita itu bukan hal yang sulit. (Arifah – KOMINFO BEST)