Saat ini kita semua masih berada dalam bulan Rojab, bulan yang diagungkan dan dimuliakan oleh Alloh SWT sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an Surah At Taubah ayat 36. Bulan Rojab adalah bulan yang dimana terdapat sebuah peristiwa isra’ & mi’raj nya baginda Rosululloh SAW dan buah dari pada isra’ & mi’raj itu ialah baginda Rosululloh SAW mendapatkan perintah sholat 5 (lima) waktu. Kemudian sampai kepada kita sebagai umat baginda Rosululloh SAW untuk mengikutinya dan wajib melaksanakan sholat 5 (lima) waktu tersebut.
Berbicara sholat, sholat adalah bagian rukun islam yang mana kita sebagai umat muslim wajib menunaikan, melaksanakan dan mendirikan sholat. Sehingga ketika seorang muslim meninggalkan sholat, maka ke islamannya tidak sempurna. Bahkan saking pentingnya sholat dalam rukun islam, orang yang meninggalkan sholat tanpa udzur, orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja, maka orang itu dianggap telah berdosa besar. Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani melalui sahabat Anas Ibn Malik RA, yang berbunyi:
مَنْ تَرَكَ الصَّلاةَ مُتَعَمِّدا فَقَدْ كَفَرَ جِهاراً
“Barang siapa yang mening-galkan shalat karena sengaja, maka sungguh ia telah kafir secara tegas.”
Saking pentingnya sholat, Alloh SWT memberikan keringanan kepada hambaNya. Kalaupun saja tidak bisa berdiri untuk melaksanakan sholat karena sakit, maka bisa dengan duduk, kalaupun tidak bisa duduk, maka bisa dengan berbaring, kalaupun tidak bisa berbaring maka bisa dengan isyarat. Maa Syaa Alloh, saking pentingnya sholat. Oleh karena itu haruslah selalu dijaga dan dilaksanakan ibadah sholat oleh kita semua.
Baginda Rosululloh SAW dalam haditsnya mengatakan “Amal yang paling pertama kali dihisab dihadapan Alloh SWT adalah sholat, Jikalau baik sholatnya nya maka baik pula amal yang lainnya begitupun sebaliknya jikalau sholatnya buruk, maka buruk pula amal yang lainnya”
Ada sebuah kisah dari para orang-orang sholeh terdahulu.
“Karena Meringan – ringankan Shalat”
Ada seorang yang saleh menguburkan jenazah saudara perempuannya. Setelah pulang kembali, ia menyadari kalau dompet uangnya telah hilang. Dia merasa sepertinya jatuh ketika ia memakamkan saudaranya itu. Karena itu ia segera kembali ke pemakaman dan menggali kembali. Tetapi belum sempat ia menemukan dompetnya, ia melihat nyala api di kubur saudaranya tersebut. Ia ketakutan dan segera menutupnya kembali. Ia menangis melihat keadaan kubur saudaranya itu.
Saudaranya itu memang tidak tinggal bersamanya, tetapi bersama ibunya. Segera ia menuju rumah ibunya, dan masih dengan menangis ia berkata, “Wahai ibu, beritahukan kepadaku, bagaimana amalan saudaraku itu?”
Sang ibu berkata, “Ada apa gerangan sehingga engkau berta-nya seperti itu?”
“Wahai ibu, aku melihat kuburnya menyala api!!” Kata sang anak, kemudian ia menceritakan secara lengkap apa yang dia lihat dikubur saudaranya.
Sang ibu ikut menangis mendengar cerita tersebut, dan berkata, “Saudaramu itu biasa meringan – ringankan (menggampangkan) sholat dan meng-akhirkannya, hingga waktunya hampir habis!!”
Sebagian ulama menyatakan bahwa tidak mengapa shalat menjelang akhir waktu, asal belum masuk kepada waktu shalat selanjutnya, dan tidak ada maksud untuk menyepelekan shalat tersebut, benar-benar karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Hanya saja ia akan kehilangan keutamaan shalat pada awal waktunya.
Nabi SAW bersabda, “Amal perbuatan yang paling disukai Allah adalah shalat pada awal waktunya.” Beliau juga bersabda, “Kelebihan (shalat) pada awal waktunya dibanding pada akhir waktunya adalah seperti keutamaan akhirat atas dunia.”
Pada riwayat lainnya, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa shalat pada awal waktunya, maka naiklah shalatnya itu ke langit dengan diliputi cahaya hingga sampai di Arsy, lalu ia (shalat itu) membacakan istighfar untuk orang yang melakukan shalat itu hingga hari kiamat, sambil berkata : Semoga Allah memeli-haramu, sebagaimana engkau memelihara aku. Jika seseorang itu shalat tidak pada waktunya (ghairi waqtiha, menunda-nunda hingga masuk pada waktu shalat selanjutnya), maka shalat itu akan naik ke langit diliputi kegelapan. Dan bila sampai ke langit, ia dilipat bagaikan baju yang rusak, lalu dilemparkan ke wajah orang yang melakukannya itu…!”
Semoga kita semua senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan ibadah sholat kita.